Jumat, 23 Agustus 2013

Ketemu Cinta di Asrama *part 18

 Keep comentt yak :)

**

Bel tanda istirahat berbunyi dengan nyaring dan terdengar hampir di seluruh penjuru sekolah.
Suara bising itu tak membuat siswa-siswi menutup telinga mereka.
Bahkan mereka malah menyunggingkan senyumannya.
Mereka pun dengan semangat 45 keluar dari kelas masing-masing.
Ada yang ke kantin, ke perpustakaan, ruang musik, tetap dikelas, dan lainnya.

“ Huuuaaaaaaahhh, akhirnya istirahat juga. Capek gue belajar Kimia. Puyeeeng ” celoteh Ify.

“ Ify, Ify. Kimia itu enak tau ” sahut Sivia yang memang sangat menyukai pelajaran Kimia.

“ Enak bapak lo soak ” ujar Agni menyahut.

“ Shilla mana ?” Tanya Ify yang baru sadar bahwa Shilla tak ada di antara mereka.

“ Paling juga ketemuan sama kak Iel ” jawab Sivia.

“ Hhmm, ya udah deh, ke kantin yuk !” Ajak Ify sambil menarik tangan kedua sahabatnya.

“ Eh, sorry, Fy. Gue mau ketemu kak Alvin ” ujar Sivia. Ify pun melepaskan tarikannya.

“ Ya udah, gue sama Agni ke kantin duluan ya ” pamit Ify. Sivia mengangguk saja.


^_^


Drap !
Drap !
Suara langkah kaki Shilla.
Ia berjalan dengan riang.
Tiba-tiba ..

Bruukk !
Tubuhnya di tabrak dari belakang.
Shilla pun terjatuh.

“ Eh, kalau jalan pake mata dong ” ujar Shilla kesal pada orang itu.

“ Eh, sorry, sorry. Gue nggak sengaja. Gue bantu deh ” orang itu pun membantu Shilla bangun.

“ Lo nggak apa-apa kan ? Nggak ada yang luka ? Nggak ada yang lecet ?” Tanya orang itu .

“ Emang gue mobil pake acara lecet-lecetan ?” Sinis Shilla. Ia memperbaiki roknya.

“ Sorry deh, masa cantik-cantik pemarah ” ujar orang itu pada Shilla.

“ Bodo' ” jawab Shilla jutek.

“ Oh, ya. Kenalin, gue Riko. Riko Anggara ” orang yang bernama Riko itu mengulurkan tangannya kepada Shilla. Shilla memperhatikan Riko dari atas sampai bawah.

“ Gue orang baik-baik kok ” ujar Riko, ia masih mengulurkan tangannya. Dengan ragu-ragu Shilla membalas uluran tangan itu.

“ Shilla ” ujar Shilla.

“ Lo anak kelas berapa ? Soalnya di angkatan gue, gue nggak pernah liat lo ”

“ Gue baru kelas X ” jawab Shilla.

“ Oh, adek kelas gue berarti. Gue kelas XII ” ujar Riko dengan senyumannya.

“ Oh, sorry kak. Gue kira lo seangkatan sama gue ”

“ Iya, nggak apa-apa kok. Oh ya, lo mau kemana ?” Tanya Riko.

Plak !
Shilla memukul jidatnya sendiri.
Gabriel pasti sudah menunggunya dari tadi.
Karena di ajak ngobrol oleh Riko, Shilla jadi lupa akan janjinya dengan Gabriel.

“ Aduuh kak, sorry. Gue buru-buru. Duluan yaa ” pamit Shilla. Ia langsung berlari kearah ruang media. Dimana Ia dan Gabriel sudah janjian.

“ Shilla .........” Gumam Riko pelan dengan senyum yang misterius.


^_^


“ Hey kak ” sapa Ify sambil menepuk pundak Rio. Rio yang merasa di panggil langsung menatap kearah Ify dan tersenyum.

“ Ayo duduk ” ujar Rio.

Ify dan Agni pun duduk berhadapan dengan Rio dan Cakka. Tentu dengan pasangan masing-masing.

Agni memperhatikan Cakka dengan seksama.
Ada yang aneh dengan Cakka.
Wajahnya agak pucat.

“ Ka, lo nggak apa-apa kan ?” Tanya Agni khawatir.

Cakka yang sedari tadi menunduk langsung mendongak kepada Agni. Ia tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

“ Biasa Ag, Cakka lagi dapet ” celetuk Rio yang langsung mendapat pelototan dari Cakka.

“ Udah, ah. Gue laper nih ” ujar Ify menengahi sebelum terjadi perdebatan lebih lanjut antara Cakka dan Rio.

“ Mau pesen apa, fy ?” Tanya Rio.

“ Terserah kakak deh, yang penting makan dan makanannya bikin kenyang ” ujar Ify.

“ Lo berdua ?” Tanya Rio pada Agni dan Cakka.

“ Gue sama kayak Ify .” Jawab Agni.

“ Gue sama juga ” jawab Cakka lesu.

“ Ya udah. Fy, temenin ambil makanan yok !” Rio langsung menarik tangan Ify tanpa persetujuan Ify.

Hening sejenak diantara pasangan ini.
Heran ? Tentu saja.
Biasanya mereka paling bersemangat.
Selalu ada canda tawa antara keduanya.
Namun kali ini agak berbeda.

“ Ka, lo kenapa sih ? Lo sakit ?” Tanya Agni memecahkan keheningan antara ia dan pemuda didepannya.

“ Gue nggak tau, cuman gue ngerasa agak pusing ” jawab Cakka.

Pletak !
Agni melempar Cakka dengan tusuk gigi.

“ Itu namanya sakit kak ” gemas Agni.

“ Tapi badan gue nggak sakit Agni, cuman kepala doang ” bela Cakka.

“ Arrgghh ! Intinya kakak sakit ! Udah, habis makan kita ke UKS ” ujar Agni.

“ Tap.....”

“ TITIK ” ujar Agni telak. Membuat Cakka manyun.

“ Sorry lama, nih Ag, makanan lo ” Ify muncul diiringi Rio. Ia memberikan Agni makanannya. Dan Rio menyerahkan makanan Cakka.

Mereka berempat kemudian menikmati makan siang mereka dengan candaan Ify dan Rio.


^_^


“ Kak Alvin mana sih ? Tadi gue di suruh kesini , tapi dianya sendiri nggak ada. Huh !” Celoteh Sivia.

Ia sekarang berada di tempat dimana ia pertama kali bertemu Alvin.
Dibawah pohon belakang sekolah.
Tempat yang juga dimana ia dikerjai oleh Alvin.
Disuruh menembak pohon hingga pohon menerima cintanya.

“ Kak Alvin nyebelin ah ” gerutu Sivia kesal. Ia memilih untuk duduk dibawah pohon itu menunggu Alvin.

“ Ngomel mulu ” ujar seseorang yang kemudian duduk didekat Sivia.

“ Nih.......” Alvin menyerahkan ice cream strawberry untuk Sivia.

“ Gue udah ada disini sejak tadi, nugguin lo. Tapi lo gak dateng-dateng juga. Jadi gue pergi beli ice cream dulu ” Alvin menjelaskan semuanya sebelum Sivia bicara.

“ Mau atau nggak nih ? Kalau nggak, gue yang makan. Sebelum meleleh ” ujar Alvin dingin.

Dengan cepat Sivia merebut ice cream strawberry itu dari tangan Alvin dengan wajah kusut. Alvin terkekeh melihat tingkah Sivia.

“ Tuh bibir minta di cium apa ? Pake di monyongin segala ” ujar Alvin sambil bersandar di pohon. Sivia yang mendengar langsung menutup bibirnya dengan tangannya.

“ Udah ah, kayak anak kecil aja ” kata Alvin. Ia kembali terkekeh.

“ Kakak mau ?” Tanya Sivia. Alvin menggeleng pelan.

“ Kakak mau ngapain nyuruh aku kesini ?” Tanya Sivia.

“ Nggak apa-apa. Gue pengen aja. Lagian, gue pengen mengenang kejadian yang 'luar biasa' waktu itu ” jawab Alvin.

“ Iiiihh, nggak usah di ingat kak....” Sivia kembali manyun.

“ Waah, nih bibir emang mau di cium rupanya ” goda Alvin.

“ Kakak apaan sih, genit !” Ujar Sivia kesal. Alvin lagi-lagi hanya terkekeh pelan.

Ia kemudian merebahkan kepalanya ke pangkuan Sivia.
Mata mereka pun bertemu.
Alvin menatap lekat-lekat wajah orang yang sekarang menjadi miliknya itu.
Begitu pula Sivia.
Alvin mengelus wajah Sivia, dan tersenyum manis padanya.

“ You know, I'm lucky to have you ” ujar Alvin.

“ me too. and I hope I can be with you forever ” balas Sivia.

“ Aku ngantuk, pengen tidur ” Alvin memejamkan matanya.

Sivia terkekeh melihat Alvin. Dibelainya lembut wajah tampan itu.
Kemudian ia tertawa kecil.

“ Why ? There's nothing wrong with my face ?” Tanya Alvin sambil memegang tangan Sivia.

“ Nggak ada. Wajah kakak lucu ” ujar Sivia.

“ Aku lucu, dan tampan .” Balas Alvin pede.

“ Sekarang aku mau tidur !” Alvin kembali memejamkan matanya dan tertidur di pangkuan Sivia. Sivia juga memilih untuk tidur sembari bersandar di pohon.

“ Gue akan bikin lo hancur, Sivia ! Alvin, hanya milik gue ! MILIK GUE ” geram seseorang dari jauh. Ia meremas botol minuman yang ada ditangannya hingga tak berbentuk.


^_^


“ Kak, kak Iel ” panggil Shilla sedikit berteriak diruang media. Namun tak ada yang menjawab. Ruangan itu kosong. Tak ada tanda-tanda ada orang disana.

Kreeeekk !!
Blaam !!
Pintu ruang media tertutup dengan tiba-tiba.
Shilla kaget dan segera berlari kearah pintu dan mencoba membukanya.

“ Kenapa ? Kenapa nggak bisa di buka ?” Panik Shilla.

“ Wooyy, bukain ” teriak Shilla.

Jleebb !
Lampu ruang media tiba-tiba mati.
Shilla semakin panik dan takut.
Ia sudah hampir menangis.

Dalam keadaan gelap itu.
Tiba-tiba ada sebuah bayangan yang datang menghampiri Shilla.
Shilla yang sangat ketakutan dan panik akhirnya menangis.
Bayangan itu berhenti dihadapan Shilla.
Shilla sudah tak dapat bersuara.
Ia menutup matanya dengan kedua tangannya.

“ Iihh, cengeng ” suara seseorang yang Shilla kenal, ia pun membuka kedua matanya dan melihat siapa yang ada di depannya.

Lampu sudah dinyalakan.
Orang yang ada di depan Shilla tersenyum senang karena sukses membuat Shilla ketakutan.
Shilla menyeka air matanya dan bangun.

“ KAK IELLLL ” teriak Shilla. Iel yang dipanggil sudah kabur duluan.


TBC....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar